Franz Magnis-Suseno INDONESIA: ANTARA PLURALISME DAN PRIMORDIALISME Pengantar: Apakah kesatuan bangsa Indonesia tercabik-cabik? Pertanyaan itu dapat muncul apabila kita melihat akumulasi kerusuhan, tindak kekerasan, konflik vertical dan horizontal dalam tahun-tahun terakhir sampai hari ini. Bangsa Indonesia dapat diibaratkan dengan karpet yang dijahit-sambung dari banyak karpet-karpet kecil. Di atas ribuan pulau, dari sabang sampai Merauke, hidup ratusan suku, bahasa dan etnik, yang menganut pelbagai agama. Sesudah 30 tahun Pemerintahan Orde Baru yang tidak capai bicara tentang persatuan dan kesatuan, persatuan suku-suku, umat beragama, etnik-etnik dan ras-ras itu nampak rapuh. Alasan kecil saja, sebuah provokasi, hasutan, maupun rekayasa lebih terencana dengan mudah menimbulkan konflik-konflik komunal, huru-hara dan kerusuhan. Jahitan-jahitan karpet Nusantara itu nampak mulai sobek. Konflik-konflik itu bukan hanya primordial, misalnya antara suku, berdasarkan sentimen agama, antara penduduk asli dan pendatang, jadi horizontal. Melainkan juga vertical, antara rakyat dan the haves, antara masyarakat dan mereka, siapapun mereka itu, pokoknya mereka tidak termasuk rakyat karena mereka lebih kaya, lebih kuasa.
Begitu misalnya apabila ribuan orang desa menjarah areal perkebunan atau tambak udang, atau ikut menjarah, merusak dan membakar toko-toko dan mall-mall kepunyaan mereka itu atau menyerang pos polisi yang juga termasuk mereka. Mereka itu adalah mereka yang nampak menikmati hasil pembangunan Orde Baru, yang nampak hidup dalam dunia cemerlang yang untuk selamanya di luar jangkauan rakyat, orang-orang di kampung dan desa-desa. Di d! alam konflik-konflik tiu nampak suatu garis: Kemampuan masyarakat untuk menangani pluralisme semakin menyusut. Jangkauan solidaritas nasional menyempit. Kita menyaksikan sebuah de-sosialisasi di mana individu menarik diri ke dalam lingkungan komunitasnya yang semakin sempit. Terhadap mereka perasaan adalah acuh tak...If you mint to get a full essay, order it on our website: OrderCustomPaper.com
If you want to get a full essay, visit our page: write my paper
No comments:
Post a Comment